Selasa, 23 Juni 2009

PENYEBAB MUNCULNYA BIDAH

Bidah tidak akan muncul di dalam masyarakat yang berpijak di atas aqidah shahihah yang bersumber kepada kitabullah dan sunnah rasulullah saw. Bid'ah bukanlah perkara biasa namun merupakan perkara menyimpang dan asing. Serta tidak terjadi dengan begitu saja atau kebetulan. Namun ada beberapa sebab yang mempengaruhinya. Dan di bawah ini beberapa penyebab munculnya bid'ah di tengah umat :

1. Ghuluw
Misalnya adalah madzhab Khowarij dan Syiah.
Khowarij mereka ghuluw (berlebih-lebihan) dalam memahami ayat-ayat wa'iid (ancaman) dan mereka berpaling dari ayat-ayat raja' (harapan), wa'di (janji), ampunan, dan taubat. Sebagaimana firman Allah swt :
إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu." (An Nisaa': 48 & 116)
Begitu pula hadits rasulullah saw :
يا ابن آدم إنك لو أتيتني بقراب الأرض خطايا ثم لقيتني لا تشرك بي شيئا لأتيتك بقرابها مغفرة
"Wahai anak adam, seandainya kalian mendatangi-Ku dengan dosa sebesar bumi dan kalian bertemu dengan-Ku tidak dalam menyekutukanku dengan sesuatu apapun, tentu Aku akan mendatangi kalian dengan ampunan sebesar itu pula."
Dan juga masih banyak nash-nash syar'I lainnya.
Pensyarh Thohawiyah mengatakan: Apabila nash-nash wa'di (janji) yang dijadikan dalil oleh Murjiah dan nash-nash wa'iid (ancaman) yang dijadikan dalil oleh Khowarij dan Mu'tazilah dipertemukan maka akan jelas kerusakan kedua kelompok tersebut.
Sedangkan syiah penyebab kemunculannya adalah ghuluw (berlebih-lebihan) terhadap Aly bin Abi Tholib ra. Yang membawa pemikiran ini adalah Ibnu Saba' al Yahudy. Penyimpanan ini terus meluas hingga akhirnya mereka mengangkat kedudukan imam kepada kedudukan kenabian bahkan kepada kedudukan uluhiyah (ketuhanan).
2. Menolak bid'ah dengan bid'ah yang semisal bahkan lebih buruk
Misalnya adalah Murjiah, Mu'tazilah, Musyabbihah, dan Jahmiyah.
Murjiah, golongan ini muncul untuk melawan pemikiran Khowarij yang mengkafirkan Aly bin Abi Tholib dan yang melakukan tahkim bersamanya. Murjiah berkata: kita tidak menghukumi mereka (kafir)dan kami menagguhkan perkara kepada Allah. Perkataan mereka dalam irja' tidak hanya sampai ini, akan tetapi mereka mengatakan bahwa maksiat tidak dapat membahayakan keimanan sebagaimana keimanan tidak dapat memberi manfaat terhadap kekafiran.
Kemudian muncul Mu'tazilah, dengan bid'ah "manzilah baina manzilatain". Kelompok ini ingin menengahi Khowarij dan Murjiah . Sebagaimana jawaban Washil bin Atho' ketika ada pertanyaan yang dilontarkan di majelis Hasan al Bashry ketika menyebutkan sikap Khowarij dan Murjiah terhadap pelaku dosa besar dan meminta untuk dijelaskan tentang aqidah yang benar pada masalah itu. Namun washil mendahului Hasan al Bashry dan mengatakan bahwa pelaku dosa besar berada di "manzilah baina manzilatain". Dia menolak bid'ah dengan bid'ah.
Musyabbih, mereka menolak jahmiyah yang meniadakan asma' dan sifat Allah. Mereka tinggal di satu negeri yang sama yakni "Kota Balkh". Yang mana Jahm bin Shofwan meniadakan sifat Allah maka Ibnu Sulaiman pun menolaknya namun dia berlebihan dalam menetapkan sifat Allah hingga menyamakan Allah dengan makhluknya. Dia ingin menolak bid'ah namun menimbulkan bid'ah baru yang tidak kalah rusaknya dengan sebelumnya.
Jahmiyah, mereka menolak Qodariyah dengan bid'ah lain yakni dengan "jabr". Yang mana qodriyah meyakini bahwa seorang hamba adalah pencipta amalannya sendiri bukan Allah. Maka Jahm pun menolak hal tersebut dan menyatakan hal sebaliknya, Allahlah pencipta hamba dan amalannya tanpa memiliki kekuasaan dan pilihan. Dia bagaikan pelepah pohon kurma yang terkena tiupan angin. Diapun menolak bid'ah dengan bid'ah lain yang semisalnya bahkan lebih berbahaya sebab mereka meniadakan taklif dan balasan.
3. Pengaruh Eksternal
Yakni karena pengaruh pemimpin-pemimpin agama dan madzhab lain ke dalam aqidah firqoh-firqoh sesat dan menyimpang seperti Syi'ah, Qodariyah, dan Jahmiyah.
Syiah, sebagaimana diketahui Abdullah bin Saba' adalah seorang Yahudi dan dialah sumber ghuluw terhadap Ali ra.
Al Baghdady berkata: "Para peneliti Ahlu Sunnah berkata, sesungguhnya Ibnu Sauda' –yakni Ibnu Saba'- condong ke agama Yahudi dan ingin merusak agama kaum muslimin dengan takwil-waktilnya terhadap Ali dan anak-anaknya, supaya mereka berkeyakinan sebagaimana keyakinan kaum Nashrani terhadap Isa as.
Selain itu Ibnu Saba' mengingari kematian Ali dan berkata sesungguhnya Ali diangkat ke langit sebagaimana Isa as dan dia akan turun ke dunia untuk menuntut balas terhadap musuh-musuhnya.
Dari sini nampak jelas bahwa maksud keislamannya adalah untuk merusak umat islam. Pemikiran-pemikiran yang dia lontarkan inilah yang nantinya menjadi cikal bakal kelompok Syiah.
4. Menjadikan Akal sebagai sumber dalam menghukumi perkara syar'i
Sebagaimana di atas, para pelaku bid'ah menjadikan akal dalam menghukumi perkara aqidah. Mereka tidak menerima hadits yang bertentangan dengan apa yang ada dalam pikiran mereka dengan menghukumi akal atau takwil. Sehingga mereka menolak banyak hadits syarif yang shohih dan mencacat para perowinya.
Imam as Syatibi menyebutkan beberapa cara istidlal (pengambilan dalil) para pelaku bid'ah. Dia berkata: "Mereka menolak hadits-hadits yang tidak sesuai dengan maksud mereka dan madzhab mereka. Mereka mengatakan bahwa hal itu tidak masuk akal dan tidak sesuai dengan dalil maka wajib untuk menolaknya sebagaimana mereka menolak adzab kubur kemudian beliau menyebut hadits-hadits yang ditolak. Kemudian berkata: begitu juga hadits-hadits shohih yang diriwayatkan oleh adil.
5. Penerjemahan Kitab Falsafah Ke Dalam Bahasa Arab
Kitab-kitab falsafat Yunani dan yang lainnya dari kitab-kitab aqidah penyembah berhala telah diterjemahkan ke dalam bahasa arab pada masa al Ma'mun. Kemudian sekelompok kaum muslimin menelaahnya dan mereka tertipiu dengan manhajnya dalam pembahasan. Mereka menjadikannya sebagai timbangan syar'I atas nash-nash kitab dan sunnah. Mereka mentakwilkannya sehingga sesuai dengan manhaj falsafat. Sehingga terjadilah musibah yang besar dan penyimpangan yang sangat berbahaya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar