Kamis, 06 Agustus 2009

RAHASIA TELINGA

وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ( النحل : 78 )

Manusia terlahir ke dunia ini tanpa memiliki pengetahuan sedikitpun. Bak gelas, ia masih kosong dan kering. Namun dengan perjalanan waktu, sedikit demi sedikit, manusia mulai belajar. Ia dibekali sepasang telinga untuk mendengar semua suara yang ada di sekitarnya ketika kedua matanya belum bekerja dengan optimal. Bahkan semua yang dia dengar akan terekam dalam benaknya.


Dengan kedua telinganyalah ia belajar untuk pertama kalinya. Hal ini sesuai dengan penelitian, indra pendengaranlah yang pertama kali bekerja sebelum indra lainnya. Terlebih indra penglihatan, indra tersebut bekerja dengan baik setelah manusia berumur 3-4 bulan. Sungguh
Maha Suci Allah, susunan kata al quran tidak hanya sebatas penyampaian maklumat tanpa makna. Namun dari ayat tersebut tersirat bahwa indra pendengaranlah yang pertama kali berfungsi dengan baik. Bahkan sebelum bayi terlahir, indra tersebut sudah dapat merekam dan mendengar suara dari luar.
Dengan pendengaran inilah anak bayi mengetahui semua nama benda walaupun belum dapat mengucapkannya. Berbekal lantunan ayat al quran yang dibaca oleh kedua orangtuanya ia dapat menghafal al quran walaupun belum mampu membaca.
Oleh karenanya tak mengherankan apabila kita dapati para ulama terdahulu dapat menghafal al quran di usia dini sebelum menginjak baligh. Imam Syafi’i menghafal al quran di usia 10 tahun, bahkan ada pendapat yang menyatakan di usia 7 tahun. Ibnu Mubarrok di usia 13 tahun. Dan imam Bukhori di usia 10 tahun.
Rahasia sukses tersebut terletak pada ibunda mereka. Ketika masih dalam kandungan mereka senantiasa membacakan al quran kepada janin yang masih dalam kandungan. Begitu juga setelah terlahir ke dunia, ketika masih dibuaian mereka selalu memperdengarkan al quran. Maka ketika sudah dapat membaca, mereka cepat sekali menghafalnya. Karena semua suara itu telah terekam sekian waktu lamanya. Bahkan lebih kuat daripada usia-usia selanjutnya.
Al quran adalah kalamullah, kalam dari Dzat Yang Maha Bijaksana. Setiap kalimat susunannya, pilihan kata dan detail lainnya mengandung hikmah bagi manusia. Lantas apakah kita masih meragukan keotentikan al quran? Apakah kita ragu bahwa al quran merupakan firman-Nya?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar