Rabu, 29 April 2009

MENATA MASA DEPAN DAKWAH

Perencanaan kegiatan dakwah haruslah sejak awal dilakukan oleh setiap dai. Terlebih mereka menginginkan keberhasilan dalam dakwahnya. Maka, manajemen kegiatan dakwah mutlak dilaksanakan. Bak membangun sebuah bisnis, perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia, pengarahan, dan pengawasan harus terus dilakukan. Antara satu kegiatan dan kegiatan lain memiliki korelasi yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan. Hilangnya salah satu bagian tersebut akan menghambat keberhasilan dakwah.
Oleh karenanya ada tiga alasan diperlukannya manajemen dalam dakwah:

1. Untuk mencapai tujuan. Seorang dai perlu memanage dakwahnya sehingga dakwah yang dilakukan dapat membuahkan hasil nyata sesuai dengan impian dan rencana.
2. Untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan. Kadang seorang dai memiliki tujuan yang saling bertentangan dan hal ini tidak disadari di awal perjalanan namun terasa di pertengahan. Oleh sebab itu, perlunya manajemen yang matang sehingga tujuan yang saling bertentangan dapat dihindarkan sedini mungkin.
3. Untuk mencapai efisiensi dan efektifitas. Keberhasilan dakwah dapat diukur dengan efisiensi dan efektivitas seorang dai. Efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar sekaligus memaksimalkan hasil yang diperoleh. Sedangkan efektifitas adalah kemampuan untuk memilih cara yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, dai yang efektif dapat memilih pekerjaan yang harus dilakukan dan atau metode yang tepat untuk melakukannya.

Hal di atas karena keberhasilan tidak datang dengan begitu saja. Selain itu, seiring dengan perjalanan waktu tantangan hidup semakin kompleks dan harus dikelola dengan sedemikian rupa. Meminjam bahasa bisnis, inovasi harus terus dilakukan, pemasaran semakin digencarkan, penyebaran agen semakin diluaskan, dan iklan pun tak henti-hentinya dipublikasikan.

Dengan kata lain, seorang dai tidak boleh kalah dalam memasarkan “produk”nya. Apalagi orientasi “produk” yang ditawarkan adalah jannah dan ridho-Nya. Bukan hanya untuk kenikmatan dunia semata yang hanya bersifat sementara dan fana.

Sayangnya hal ini tidak terlalu banyak disadari oleh sebagian para dai. Ada di antara mereka yang tidak memperdulikannya sedikitpun. Dakwah dilakukan ala kadarnya, tanpa ada rencana, dan tujuan yang jelas. Laiknya air mengalir tanpa mencoba untuk melakukan perubahan sedikitpun ataupun mengarahkannya ke arah yang lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar